Senin, 28 November 2011

GLOBAL WARMING (Pemanasan Global)

Pemanasan global

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anomali suhu permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada suhu rata-rata dari 1940 sampai 1980
Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

sejarah desa sindangwangi

Sejarah Singkat Desa Sindangwangi
Wilayah Desa Sindangwangi dahulu disebut " Hutan Pisang " atau "Leuweung Kebon Cau" wilayah ini dijaga (di reh) oleh seorang yang bernama Bapak Buyut NITAWIJAYA. Mengingat luasnya wilayah Sindangwangi (Leuweung Kebon Cau) ini sekiitar 302,815 Ha. Buyut NITAWIJAYA merasa kewalahan untuk menjaga wilayah yang luas tersebut, khususnya dari "Tukang Maling" yang sering menjarah ke wilayah Sindangwangi. Akhirnya Buyut NITAWIJAYA meminta bantuan kepada Buyut Samberjaya untuk menjaga wilayah sebelah utara, untuk menjaga wilayah sebelah timur kepada Bapak Buyut Sambara, untuk menjaga wilayah sebelah selatan kepada Bapak Buyut Gununglaya, untuk menjaga wilayah sebelah barat kepada Bapak Buyut Bandong dan untuk menjaga wilayah tengah minta bantuan kepada Bapak Buyut Dayar, Buyut Eusi, Buyut Rabon, dan Buyut Kayem.
Bapak Buyut NITAWIJAYA pekerjaanya menggembala kerbau, ditengah hari, pada saat hujan gerimis Bapak Buyut NITAWIJAYA biasa menggiring ternak peliharaannya ke kolam Cipedes, pada saat selesai memandikan kerbaunya ia melihat ada gadis-gadis sedang mandi disebelah selatan kolam tersebut dan ternyata mereka adalah para putri dari Khahiyangan, kemudian Buyut NITAWIJAYA mengendap-endap untuk mengintainya dan berniat untuk mencari tempat penyimpanan pakaian para putri yang sedang mandi tersebut. Setelah ia menemukan tempat penyimpanan pakaian para putri, kemudian Buyut NITAWIJAYA mengambil satu stel pakaian dan disembunyikannya.
Setelah para putri tersebut selesai mandi, mereka merasa terkejut karena pakaian salah seorang putri ada yang mencuri, mereka yang pakaiannya ada kemudian menghilang entah kemana, tinggalah seorang putri yang dicuri pakaiannya sehingga ia tidak bisa menghilang sambil menangis terisak ia mengeluarkan kata-kata yang berbunyi sayembara,
"barangsiapa yang menemukan pakaianku, bilamana laki-laki muda usia akan saya akui sebagai saudara, bilamana sebaya akan saya akui sebagai suami, bilamana tua saya akui sebagai ayah, bilamana perempuan muda akan saya akui sebagai adik, bila sebaya saya akui sebagai kakak dan bilamana lebih tua akan saya akui sebagai ibu".
Kemudian muncullah Bapak NITAWIJAYA sambil bertanya ingin menyakinkan kata-kata putri tadi, apakah hanya di mulut daja atau tulus sesuai dengan kata hatinya. Setelah ada jawaban kepastian dari sang putri, kemudian pakaian tersebut diserahkan kembali kepada sang putri.
Sebagai balasan dari sang putri, Bapak Buyut NITAWIJAYA tidak bermaksud ingin mengawini sang putri jelita tersebut, ia hanya menyampaikan satu permintaan agar putri kahiyangan tersebut bersedia memberikan sebuah nama untuk wilayah "Leuweung Kebon Cau" yang sangat luas itu. Akhirnya sang putri memberi nama "SINDANGWANGI" yang mempunyai arti "SINDANG" artinya mampir, WANGI berarti seungit. Jadi arti seluruhnya mampir karena seungit. Kemudian nama SINDANGWANGI ini diabadikan oleh penduduk setempat dan sampai sekarang menjadi nama sebuah desa yang wangi dengan prestasi dan kemajuan pembangunannya hingga menjadi Ibu Kota Kecamatan Sindangwangi (sekarang).
Berikut ini adalah orang-orang yang pernah menjabat kuwu di Desa Sindangwangi dari sejak berdiri hingga sekarang :
  1. Bapak Buyut Nita Wijaya (1400 – 1475 )
  2. Bapak Neblo ( 1475 - 1535 )
  3. Bapak Meres ( 1535 – 1585 )
  4. Bapak Murta ( 1585 – 1640 )
  5. Bapak Kemas ( 1640 – 1670 )
  6. Bapak Kuwat ( 1670 – 1710 )
  7. Bapak Kemas ( 1710 – 1725 )
  8. Bapak Kabil ( 1725 – 1775 )
  9. Bapak Resep (1775 – 1800 )
  10. Bapak Sarpan ( 1800 – 1815 )
  11. Bapak Wangsa ( 1815 – 1855 )
  12. Bapak Enjo Sutawiguna ( 1855 – 1896 )
  13. Bapak Sabda Singadinata ( 1896 – 1924 )
  14. Bapak Saleh Sacawinata ( 1924 – 1930 )
  15. Bapak Satra Kasma ( 1930 – 1945 )
  16. Bapak Suadi Mastar ( 1945 – 1960 )
  17. Bapak Duljalil ( 1960 – 1962 )
  18. Bapak Eyo Samhudi ( 1962 – 1980 )
  19. Bapak Eso Dursa ( 1980 – 1989 )
  20. Bapak Junanta ( 1989 – 1998 )
  21. Bapak Eso Dursa ( 1998 – 2008 )
  22. Bapak Tata Dinata Isk. ( 2008 – Sekarang )

Luas dan Batas Wilayah
Luas Wilayah Desa Sindangwangi adalah 302.815 Ha. Dengan mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jerukleueut
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Babakan Kareo Kecamatan Rajagaluh
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ujungberung
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bantaragung
Dilihat dari topografi dan kontur tanah Desa Sindangwangi Kecamatan Sindangwangi secara umum berupa darat dan sawah yang berada pada ketinggian antara 30 sampai dengan 42 m diatas permukaan laut, dengan suhu rata-rata berkisar antara 22 sampai dengan 23 derajat celcius. Desa Sindangwangi Kecamatan Sindangwangi terdiri dari 5 ( lima ) Blok, 5 (lima) RW, dan 23 (dua puluh tiga) RT. Orbitasi dan waktu tempuh dari Ibu kota Kecamatan 0,07 Km dengan waktu tempuh 5 menit dan dari Ibu kota Kabupaten 24 Km2 dengan waktu tempuh 45 menit.

SEJARAH SMAN 1 RAJAGALUH

Pada awalnya SMAN 1 Rajagaluh merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Majalengka, kegiatan belajar mengajar pada waktu itu pada tahun 1984 dilaksanakan di SMPN 1 Rajagaluh.

Sebagai pimpinan pada waktu itu adalah Bapak Abdul Hamid arif, B.A.. Bangunan sekolah pertama pada waktu itu satu lokal gedung kantor, satu lokal gedung laboratorium, dan lima lokal gedung belajar. Pendirian kantor dengan SK Bupati no: 190/A/SK/SDI/1983, tanggal 15 Februari 1983, sedangkan tanah untuk bangunan seluas 15.000 m2 dengan SK Gubernur No. 593/SK 5.11-Pem-Des/1984, tanggal 15 Maret 1984, secara resmi SMAN 1 Rajagaluh didirikan tanggal 9 November 1983 dengan SK pendirian No. D473/0/1983, untuk selanjurnya SMAN 1 Rajagaluh dipimpin oleh:

Drs. M. Djaja Kardja - Majalengka
Drs. Soetardi Hadi Armojo - Cirebon
Drs. Suhana Sukma - Majalengka
Drs. H. Kastoni (pymt)- Kandep
Drs. Amin Wijaya - Bandung
Drs. Isa Ansori Mutaqien - Bandung
Drs. Ari Otara - Cirebon
Drs. H.A. Wahab Sudinata, MM.MH. - Majalengka

Senin, 21 November 2011

kreativitas

Ranjang Kematian Jacko Batal Dilelang

Ranjang itu merupakan tempat kematian Michael Jackson.

Rabu, 16 November 2011, 15:05 WIB
Lutfi Dwi Puji Astuti, Gestina Rachmawati
VIVAnews- Ranjang yang menjadi tempat kematian Michael Jackson batal dilelang. Berita ini diumumkan kurang dari seminggu setelah dilaporkan bahwa tempat tidur itu termasuk diantara sejumlah barang pribadi milik mendiang raja pop yang akan dilelang Desember mendatang.

Pernyataan itu diungkapkan presiden perusahaan Julien's Auction yang akan melakukan pelelangan, Darren Julien, pada hari Selasa 15 November waktu setempat. Julien menyatakan bahwa headboard antik berukir yang mengusung gaya zaman Louis XV, yang berasal dari ranjang tempat Jacko meninggal pada 2009 lalu, tidak termasuk lagi dalam benda-benda peninggalannya yang akan dilelang.

Padahal ranjang tersebut tadinya adalah salah satu barang yang paling diincar oleh para kolektor. Namun akhirnya diputuskan untuk menghapus ranjang itu dari daftar barang milik Jacko yang akan dilelang atas permintaan keluarga Jacko.

"Kami ingin menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kita tidak ingin melakukan apapun mengganggu bagi mereka," katanya seperti yang dilansir dari laman Aceshowbiz, Rabu 16 November 2011.

Selain itu, dia juga mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak pernah mengikutsertakan kasur ke dalam item yang akan dilelang. Sebabnya, tempat tidur itu diambil sebagai barang bukti setelah Michael Jackson menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya ranjang itu ditawarkan mulai harga $3.000-$5.000, tergantung permintaan.

Meskipun ranjang berharga itu batal dijual namun barang-barang lainnya dari tempat tinggal terakhir MJ masih dijadwalkan akan dilelang. Lukisan karya Maurice Utrillo dan Henri Rosseau, sebuah furnitur antik dan papan tulis dapur dengan tulisan tangan pelantun 'Heal The World' itu termasuk diantaranya. (eh)
• VIVAnews